Jumat, 17 Juni 2011

Tante yohana



Tante Mira mengenalkan salah
satu temannya yang kebetulan
ketemu disebuah restoran dimall
daerah jakarta pusat. Sebut saja
dia Tante Yohana, dia juga wanita
chinese yang berumur hampir 50, sebaya dengan Tante Mira hanya
beda 1 atau 2 tahun saja yang
sudah ditinggal suaminya karena
wanita lain. Postur tubuhnya juga
tidak jauh dengan Tante Mira,
agak gemuk hanya saja Tante Yohana lebih pendek dari Tante
Mira dan wajahnya juga lebih
kelihatan tua karena tampak
kerutan-kerutan diwajahnya
mungkin terlalu banyak pikiran. Waktu itu dia sedang jalan
sendirian akan makan dan
kebetulan ketemu dengan kami
yang akhirnya dia diajak
bergabung oleh Tante Mira, dan
aku dikenalkan oleh Tante Mira kepadanya sebagai keponakan
jauhnya. Setelah makan kami
melanjutkan perbincangan sambil
jalan melihat-lihat barang di
toko-toko yang ada dimall itu.
Entah apa yang dibicarakan oleh mereka berdua secara bisik-bisik
karena aku lihat lirikan Tante
Yohana yang melihat aku sambil
senyum-senyum, dan setelah itu
dia sering mencuri-curi pandang
melihatku. Setelah lelah jalan- jalan dan hari mulai sore Tante
Yohana akhirnya pulang. “Oke, Mir. Aku pulang dulu ya, hampir sore nih. Sampai ketemu
lagi Ferry” kata Tante Yohana sambil tersenyum penuh arti
kepadaku yang membuat aku
tambah bingung dan dia
melenggang menuju carcall untuk
memanggil sopirnya.
Sepeninggal Tante Yohana kami menuju food court untuk membeli
minum dan istirahat.
“Fer, menurut kamu Tante Yo gimana?” tanye Tante Mira padaku setelah membeli minum dan duduk
ditempat yang agak memojok dan
meminum minumannya.
“Mmm.. gimana apanya Tante ?” jawabku bingung mendengar
pertanyaan Tante Mira sambil
menyedot minuman ringan yang aku
pesan.
“Ah kamu ini, pura-pura nggak ngerti apa emang nggak ngerti? Ya
sifat orangnyalah, bodynyalah,
facenyalah dan lain-lainnyalah ” jawab Tante Mira agak sewot.
“Oo, kalo sifatnya sih saya belum tau bener, kan baru sekali ketemu,
tapi keliatannya orangnya baik
dan ramah, terus kalo face dan
bodinya mm.. biasa-biasa aja tuh ” jawabku sambil tersenyum.
“Emang kenapa Tante, kok Tante tanya gitu? Bikin aku bingung aja.
Terus tadi ngomongin apa sih? Kok
pake bisik-bisik terus Tante
Yohana jadi aneh sikapnya ” tanyaku pada Tante Mira.
“Fer, kamu tahukan kalo Tante Yo itu sudah lama hidup sendiri sejak
pisah sama suaminya. Nah tadi
waktu Tante Yo lihat kamu dia
langsung tertarik sama kamu, dan
dia nanyain tentang kamu terus ke
Tante sebab dia nggak percaya kalo kamu itu keponakan jauh
Tante, jadi Tante terpaksa cerita
dech kedia siapa kamu sebenernya.
Kamu jangan marah ya, abis Tante
Yo itu suka maksa kalo
keinginannya belum kesampaian ” jawab Tante Mira.
“Terus.. mm.. dia pengen sama kamu Fer.. gimana? Kamu mau nggak ?” tanya Tante Mira dengan wajah
serius.
“Wah gimana ya, repot juga nich kalo sampai dia ngomong-ngomong
ke orang lain, bisa tercemar nama
Tante. Kalo menurut Tante dia bisa
jaga rahasia kita dengan cara gitu
ya sudah, saya akan layani dia ” jawabku serius juga.
“Tapi nanti kamu jangan lupain Tante ya kalo sudah dekat sama
dia” kata Tante Mira was-was. “Ah Tante ini ada-ada saja, nggak mungkinlah saya lupa sama Tante,
sayakan kenal Tante dulu baru
Tante Yo” jawabku menghibur Tante Mira yang terlihat agak sedih dari
ekspresi mukanya.
“Yah.. sapa tahu kamu bisa dapet lebih dari Tante Yo dan lupain
Tante deh ” katanya lagi sambil menghembuskan nafas.
“Jangan kuatir Tante, saya bukan tipe orang yang gampang
ngelupain jasa baik orang kepada
saya, jadi Tante tenang saja ” jawabku kemudian.
“Okelah kalo gitu nanti Tante hubungi Tante Yo, biar dia nanti
hubungi kamu ” kata Tante Mira kemudian.
Setelah itu Tante Mira lebih
banyak diam entah apa yang ada
dalam pikirannya dan tak lama
kemudian kamipun pulang. Malamnya Tante Yo menghubungi
aku lewat telepon.
“Hallo Ferry, ini Tante Yo masih ingatkan ?” tanya Tante Yo dari seberang.
“O iya masih, kan baru tadi siang ketemu, ada apa Tante ?” jawabku sambil bertanya.
“Tadi Tante Mira sudah cerita belum sama kamu tentang Tante ?” tanyanya lagi.
“Sudah sih, mm.. memang Tante serius?” tanyaku lagi pada Tante Yo.
“Serius dong, gimana kamu okekan ?” tanya Tante Yo lagi.
“Kalo gitu oke dech ” jawabku singkat.
Lalu kami bercakap-cakap
sebentar dan kami akhirnya kami
janjian besok pagi dilobby hotel
“XX” didaerah jakarta barat dan dia akan datang lebih awal
karena akan check-in dulu,
setelah itu teleponpun ditutup.
Keesokannya seperti biasa aku
memakai baju rapi seperti orang
kerja supaya tidak terlalu menyolok dan aku menunggu di
lobby hotel tersebut karena aku
juga datang lebih awal, tak lama
aku menunggu teleponku
berdering. “Hallo Ferry, ini Tante Yo. Tante sudah ada diatas, kamu langsung
naik aja di kamar 888 oke? Tante
tunggu ya” kata Tante Yomemberitahukan kamarnya.
“Oke Tante saya segera kesana, saya juga sudah di lobby ” jawabku singkat dan menutup pembicaraan.
Setelah mematikan teleponku agar
tidak diganggu, aku naik lift
menuju kamar Tante Yo. Sampai
didepan pintu kutekan bel dan
Tante Yo membukakan pintu. “Ayo masuk, udah daritadi Tante sampai dan langsung check-in. O
ya, kamu mau minum atau mau pesan
makan apa? tadi sih Tante sudah
pesan makan dan minum untuk dua
orang, tapi kalau kamu mau pesan
yang lain pesan saja, jadi sekalian nanti diantarnya ” kata Tante Yo sambil mempersilahkan
aku masuk dan menutup pintu.
“Yah sudah kalau Tante sudah pesan, nggak usah pesan lagi,
nanti kebanyakan makanan malah
bingung” jawabku. “Kok bingung kan buat gantiin tenaga kamu he he he ” jawab Tante Yo bercanda. Kemudian Tante Yo duduk di sofa
besar yang ada didalam kamar itu
dan aku duduk di sebelahnya, kami
berbincang-bincang sambil
menonton TV lalu aku mendekati
Tante Yo dan memeluk pundaknya, kemudian Tante Yo merebahkan
kepalanya kepundakku, kubelai
rambutnya dan kukecup kening
Tante Yo.
“Mmm.. kamu romantis ya Fer, pantes Mira suka sama kamu. hh.. sudah
lama Tante nggak merasakan
suasana romantis seperti ini ” kata Tante Yo sambil menghembuskan
nafas.
“Ya sudahlah Tante, yang penting hari ini Tante akan merasakan
hangat dan romantisnya cinta,
karena hari ini aku milik Tante
sepenuhnya” jawabku menghibur dia sambil kukecup lagi
keningnya.
Tante Yo menatapku sendu sambil
tersenyum.
“Terima kasih sayang ” kata Tante Yo.
Dan kutatap matanya yang sendu
dalam-dalam lalu kukecup
bibirnya. Kecupanku dibibirnya perlahan
berubah menjadi ciuman lembut
yang dibalas Tante Yo dengan
lembut juga, sepertinya Tante Yo
benar-benar ingin merasakan
nikmatnya berciuman yang sudah lama tidak dirasakannya. Kami
saling cium, saling kulum, dan
saling memainkan lidah kemulut
pasangan kami. Kugelitik lidah
Tante Yo dengan lidahku dan
kusapu langit-langit mulutnya sambil kupeluk tubuhnya dan
kuraba wajah dan tengkuk serta
lehernya dengan tanganku yang
lainnya.
“Ahh sayang, aku suka sekali ciuman kamu, mm.. ciuman kamu
lebut dan merangsang, mm.. kamu
memang pintar berciuman, ahh.. ayo
sayang beri Tante yang lebih dari
ini” kata Tante Yo disela-sela ciuman kami dan berciuman lagi. Tanganku mulai bergerak meremas
kedua payudara milik Tante Yo
bergantian. Tapi aksi kami
terganggu oleh pelayan yang
mengantar makanan yang dipesan
oleh Tante Yo. Setelah pelayan keluar dan Tante Yo memberikan
tip, tiba-tiba Tante Yo menabrak
aku dan mendorong aku hingga
terjatuh diatas tempat tidur dan
dengan buas dia langsung
memelorotkan celana dan celana dalamku, hingga penisku yang
masih tidur terbebas dari
sarangnya dan langsung diterkam
olehnya. Disedot, dikulum dan
digigitnya penisku yang mulai
bangkit dengan napsu dan buas, dan kedua tangannya tak henti-
henti mengocok dan memainkan
kedua bolaku. “Ahh Tante.. pelan-pelan Tante.. ahh.. enak sekali Tante.. ohh ” desahku menahan nikmat yang
diberikan oleh Tante Yo padaku.
Tanganku hanya bisa meremas
rambut Tante Yo dan seprei kasur
yang sudah mulai berantakan, tak
lama kemudian kulepaskan kepala Tante Yo dari penisku, kuangkat
Tante Yo dan kurebahkan dikasur.
“Sekarang giliranku, Tante diam saja dan nikmati permainan ini ya ” kataku sambil mengecup bibir
Tante Yo dan mulai mencumbu Tante
Yo sementara Tante Yo hanya diam
saja sambil menatapku dengan
sendu. Kumulai cumbuanku dengan
menciumi bibirnya dan perlahan
turun kelehernya sambil kubuka
kancing baju Tante Yo satu
persatu sambil terus turun
kedadanya. Setelah kancing bajunya terbukan semua, kuraih
pengait BH yang ada dibelakang
dan kubuka sehingga ikatan BHnya
terbuka dan ku lepaskan BH Tante
Yo lewat kedua tangannya tanpa
melepas baju Tante Yo, setelah lepas langsung kuciumi kedua
payudara Tante Yo, kuciumi
seluruhnya kecuali putingnya
yang sudah berdiri mengacung
minta dikulum tapi tidak pernah
kukulum, setiap kali ciuman dan jilatanku sudah dekat dengan
putingnya ciuman dan jilatanku
turun lagi kepangkal
payudaranya dan terus turun
sampai ke perut dan bermain-main
dipusar sambil kujilati lubang pusar Tante Yo lalu naik lagi
terus berulangkali, kusingkap rok
yang dipakai oleh Tante Yo
kemudian tanganku mulai bekerja
meraba-raba paha dan lutut Tante
Yo lalu mulai melepaskan celana dalam yang dipakai oleh Tante Yo. Ketika permainan mulutku
mencapai perutnya kutarik celana
dalam Tante Yo, dan Tante Yo
mengangkat pantatnya sehingga
celana dalamnya dengan mudah
lepas dari tempatnya. Kupelorotkan celana dalam Tante
Yo sampai sebatas lutut lalu
ciumanku naik lagi kearah
payudaranya, dan ketika
jilatanku mendekati puting Tante
Yo tangankupun mendekati vagina Tante Yo dan ketika bibir dan
lidahku mulai memainkan puting
Tante Yo tangan dan jari-jariku
juga mulai bermain dibibir vagina
Tante Yo yang ternyata sudah
basah. Ketika kukulum puting Tante Yo yang sudah berdiri dari
tadi kumainkan juga kelentitnya
dengan jari-jari tanganku yang
seketika itu juga membuat tubuh
Tante Yo melengkung keatas. “Akhh.. Ferry.. kamu benar-benar gila sayang, kamu kejam sekali
mempermainkan Tante.. akhh.. ferry
enak sekali sayang.. akhh.. gila..
kamu bener-bener gila sayang ” teriak Tante Yo histeris sambil
tangannya meremas seprei dan
rambut kepalaku bergantian.
Tak kuhiraukan teriakan Tante Yo
dan aku terus mengulum kedua
puting dan menjilati kedua payudara Tante Yo bergantian.
Tak lama kemudian kurasakan
vagina Tante Yo bertambah basah
dan tubuhnya mulai bergetar
keras yang disertai erangan-
erangan, akhirnya Tante Yo mendapatkan orgasme pertamanya. Pada saat tubuhnya mulai tenang,
kulepaskan cumbuanku di
payudaranya dan langsung
kuangkat kedua kakinya sehingga
kepalaku dengan mudah menuju
kevaginanya dan langsung kujilat dan kukulum serta kusedot-sedot
vagina dan kelentit Tante Yo.
“Akhh.. ahh.. gila.. ini namanya penyiksaan kenikmatan.. ahh..
kamu memang gila sayang.. ahh..
aku nggak kuat lagi sayang.. ahh..
terus sedot yang kuat sayang..
ahh.. tusuk dengan jarimu sayang..
ahh.. tusuk yang kuat.. ahh sayang.. Tante mau.. ahh.. mau
dapet lagi sayang.. ahh.. kamu
benar-benar gila ” teriak Tante Yo histeris memohon, lalu tubuhnya
mulai bergetar lagi merasakan
orgasme kedua yang datang
menghampirinya. Kuturuti permintaanya dengan
menusukan jariku dan kumainkan
jariku dengan menyentuhkan
jariku kedinding vaginanya yang
berkedut-kedut sambil terus bibir
dan lidahku memainkan perannya dikelentit Tante Yo. Tubuh Tante
Yo bergetar keras dan pinggulnya
bergoyang-goyang mengikuti irama
tusukan jariku sambil tak henti-
hentinya menjerit-jerit histeris
sambil kedua tangannya meremas dan menjambak-jambak rambutku. “Ahh.. Ferryy.. sayang.. ahh.. enak sayang.. ahh.. sodok yang keras
sayang.. ahh.. sedot itilku yang
kuat.. ahh.. yang kuatt.. ” jerit histeris Tante Yo mengantar
orgasmenya yang kedua itu.
Dan ketika tubuh Tante Yo sudah
hampir tenang lagi, kuhentikan
juga semua aktivitasku dan
kulepas celana dalam Tante Yo yang masih sebatas lulut sehingga
lepas semua, lalu kuatur posisiku
dan kutusukkan penisku kedalam
lubang vagina Tante Yo.
“Okhh.. jangan dulu sayang.. jangan.. ahh.. stop sayang.. stop..
biar Tante istirahat dulu ” pinta Tante Yo padaku, tapi aku tidak
menghiraukan permintaanya
sambil terus kutusukan penisku
sampai masuk seluruhnya dan
mulai kugoyang, kuputar dan
kukocok penisku dalam vagina Tante Yo. Tak lama kemudian kuangkat
tubuh Tante Yo hingga posisi Tante
Yo kini dalam pangkuanku, dan
dalam posisi Tante Yo sedang
menaik turunkan pantat dan
menggoyangkan pinggulnya kulepas baju Tante Yo yang masih
melekat dan kulemparkan entah
kemana lalu kubuka pengait dan
resleting rok Tante Yo dan kulepas
rok Tante Yo dari atas dan
kulemparkan juga entah kemana hingga kini tidak ada selembar
benangpun yang menempel ditubuh
Tante Yo lalu akupun melepaskan
bajuku sendiri dan kulemparkan
sembarangan. Setelah melepaskan
baju mulai kuputar-putar pantatku hingga penisku lebih
menggesek dinding vagina Tante
Yo.
“Akhh.. sayang.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. kamu.. ahh..
kamu memang gila.. ohh.. penis kamu
benar-benar.. ahh.. kamu pintar
sekali sayang.. pintar dan gila..
ahh.. Tante mau.. ahh.. mau keluar
lagi.. ahh.. Tante nggak kuat lagi sayang.. ahh ” jerit Tante Yo histeris dan tubuhnya mulai
bergetar mendapat orgasmenya
yang ketiga, kurasakan cairan
diliang vagina Tante Yo
bertambah banyak dan kurasakan
juga kedutan-kedutan dari dinding vagina Tante Yo. Lalu kurebahkan tubuh Tante Yo
dan terus kugenjot penisku
didalamnya yang sekali-kali
kuputar-putar pinggulku, tubuh
Tante Yo tambah bergetar dengan
kencang, goyangan dan kocokan penisku juga tambah kencang, lalu
kumainkan tanganku
dikelentitnya sambil kurebahkan
kepalaku kedadanya dan kusedot
dan kukulum dengan kuat juga
kedua puting Tante Yo bergantian dan kedutan-kedutan dinding
vagina Tante Yo juga bertambah
kuat sehingga penisku merasakan
sensasi yang membuat aku
merasakan sesuatu yang akan
segera meledak keluar. “Akh.. Tante aku mau keluar Tante.. akhh.. aku keluar Tante ” kataku disela-sela kuluman mulutku
diputingnya sambil terus mengocok
penisku dengan cepat dan kuat
dalam liang vagina Tante Yo.
“Ahh.. iya sayang.. ahh.. keluarkan saja.. ahh.. Tante juga.. ahh.. sudah
nggak kuat lagi.. ahh ” teriak Tante Yo dan memelukku dengan
erat sambil tubuhnya terus
bergetar, kurasakan kuku-
kukunya mencakar punggungku. Lalu meledaklah cairan
kenikmatan yang kukeluarkan
dalam vagina Tante Yo yang sudah
basah sehingga bertambah basah
lagi, ketika kenikmatanku
meledak dan tubuhku bergetar kenikmatan kukocok dengan keras
dan kuat penisku dalam vagina
Tante Yo sehingga ada cairan yang
keluar dari dalam vagina Tante Yo
yang kurasakan dari tanganku
yang basah karena masih memainkan kelentit Tante Yo.
Tubuh kami sama-sama bergetar
dengan kencang, keringat kami
bersatu dan seluruh ruangan
dipenuhi oleh suara erangan dan
jeritan kenikmatan yang kami dapatkan pada saat bersamaan. Setelah tubuhku dan Tante Yo
mulai tenang kembali, kulepaskan
penisku dari vaginanya yang
sudah sangat basah, lalu
kubersihkan vagina yang penuh
dengan cairan kenikmatan kami berdua dengan sedotan dan
jilatanku, kujilati sampai bersih
dan sayup-sayup kudengan
erangan pelan Tante Yo yang
memejamkan matanya merasakan
kenikmatan yang baru saja dia dapatkan. Setelah bersih
kurebahkan tubuhku disamping
Tante Yo, lalu kupeluk dia dan
kukecup pipi Tante Yo. “Ahh.. terima kasih sayang.. terima kasih daun mudaku.. uhh.. rasanya
tubuhku ringan sekali bagaikan
kapas yang masih terbang
diawang-awang, ahh.. nikmat
sekali tadi kurasakan, kamu
memang pintar sayang, baru sekali ini kurasakan orgasme beruntun
seperti tadi, sampai lemas tubuh
Tante” kata Tante Yo sambil membuka matanya dan tersenyum
padaku.
“Ah Tante Yo bisa aja.. aku juga tadi nikmat sekali, kedutan
dinding vagina Tante Yo membuat
penisku merasakan seperti
diremas-remas, nikmat sekali ” balasku sambil kuusap keringat
yang ada di keningnya dan
kukecup kening Tante Yo, lalu aku
bangkit dan menuju kamar mandi
untuk membersihkan tubuh yang
penuh dengan keringat dan disusul oleh Tante Yo dan kamipun
saling membersihkan tubuh. Selesai membersihkan tubuh dan
dalam keadaan masih bugil kami
lalu menyantap makanan yang
tadi dipesan oleh Tante Yo sambil
bercakap-cakap dan bercanda,
sedangkan tangan Tante Yo tidak pernah lepas dari
selangkanganku. Selesai makan
kami melanjutkan percakapan
kami diatas tempat tidur sambil
saling memeluk hingga akhirnya
kamipun tertidur untuk memulihkan tenaga yang akan
membuat pertarungan berikutnya
lebih seru lagi. Dan mulai sejak
itu jadilah aku daun muda
kesayangan Tante Yohana dan
Tante



0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2010. Cerita Mesum - All Rights Reserved Template by HsH